Friday, 31 March 2017

Pengertian Tenaga Endogen dan Eksogen

Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari luar bumi.

Macam-macam tenaga Endogen
Tenaga endogen bersumber dari magma yang bersifat membangun (konstruktif). Tenaga ini meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa bumi.

1. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas magma yang terkandung di dalam perut bumi. Magma yang ke luar ke permukaan bumi disebut lava. Aliran material vulkanik disebut lahar.

2. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi berupa tekanan dengan arah vertikal maupun horizontal yang menyebabkan terjadinya dislokasi (perubahan letak). Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang dipengaruhinya, tenaga tektonik terbagi menjadi dua, yaitu gerak orogenesa dan gerak epirogenesa.

3. Gempa bumi
Pernahkah kamu merasakan terjadinya gempa bumi? Jika pernah, perasaan apa yang kamu alami? Benar, bumi terasa bergoyang diguncang kekuatan yang berasal dari dalam bumi. Gempa dapat terjadi kapan pun, ketika kamu tertidur atau tengah duduk-duduk santai.

Macam-macam tenaga eksogen
1. Pelapukan
Pelapukan adalah proses hancurnya batuan pada lapisan litosfer dalam jangka waktu lama.

2. Erosi
Erosi merupakan peristiwa pengikisan tanah oleh air, angin, atau es. Penyebab alami erosi adalah karakteristik dan intensitas curah hujan, kemiringan lereng, vegetasi (tanaman penutup), serta kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air (absorpsi).

3. Masswasting
Bentuk bencana alam lain yang kerap menimpa penduduk, yaitu tanah longsor (masswasting). Longsoradalah peristiwa geologi di mana terjadi pergerakan tanah, seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Penyebab utama masswasting adalah gravitasi yang memengaruhi lereng yang curam.

4. Sedimentasi (pengendapan)
Sedimentasi merupakan proses terendapkannya material-material yang terbawa (terkikis) secara perlahan ketika terjadinya erosi. Material tersebut terendapkan melalui suatu media perantara atau zat pengangkut, di antaranya oleh tenaga alam berupa gletser, angin, air, maupun gelombang laut. Bentukan akibat hasil erosi di antaranya delta dan gumuk pasir.

Tenaga eksogen merupakan tenaga yang bersifat merusak kulit bumi.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tenaga eksogen ini meliputi air, angin, makhluk hidup, sinar matahari, dan gletser.

Kedua tenaga ini menghasilkan rupa muka bumi yang beraneka ragam bentuknya baik di daratan maupun dasar laut.


Sunday, 26 March 2017

Macam-macam Gempa Bumi dan Akibatnya


Bumi terdiri dari berbagai macam lapisan . Dan lapisan bumi yang paling luar adalah kerak bumi. Lapisan bumi terdiri dari batuan yang tersusun rapi, sehingga melahirkan daerah yang keras maupun yang lunak . Selain tersusun dari berbagai lapisan, di dalam bumi juga memiliki tenaga. Tenaga ini berasal dari panas bumi yang ada di dalam bumi atau inti bumi. Tenaga ini memiliki tekanan. Tekanan tersebut bergerak horizontal maupu vertikal. Tekanan ini, berusaha keluar dari inti bumi yang bertekanan tinggi, menuju ke tekanan yang lebih rendah. Akibat dari tekanan ini, muncullah tenaga yang mampu memberikan gerakan pada kerak bumi. Tenaga inilah yang menghasilkan patahan, lipatan, bahkan perubahanbentuk relief bumi. Tenaga ini adalah endogen dan eksogen .
Akibat dari adanya tenaga ini, bumi memiliki permukaan yang kasar. Bukan hanya menyebabkan perubahan pada bentuk permukaan bumi, tenaga ini juga menghasilkan getaran. Getaran tersebut adalah gempa bumi. Gempa bumi adalah gerakan yang terjadi pada kerak bumi. Gerakan ini terjadi karena adanya gelombang seismik. Gelombang seismik adalah energi di dalam bumi atau pada kerak bumi. Gelombang ini lah, yang menggoyangkan permukaan bumi. Akibatnya bumi menjadi bergetar. Getaran yang menyebabkan gempa bumi, akibat terjadinya peristiwa patahan atau lipatan pada kerak bumi. Proses terjadinya lipatan atau patahan menghasilkan gempa bumi dengan kekuatan yang berbeda.

Alat untuk mengukur gempa bumi
Alat untuk mengukur gempa bumi adalah seismometer. Skala yang biasa dipakai adalah skala rickter atau magnitudo. Di dunia, rata- rata memakai skala magnitudo, tetapi di Indonesia, skala yang dipakai adalah skala rickter. Tidak ada perbedaan besar pada kedua skala. Karena kedua skala menilai kekuatan dari gempa dengan hasil yang hampir sama. Dalam pengukuran gempa bumi, skala dengan angka di bawah 6, dianggap sebagai gempa yang tidak terlalu membahayakan. Sedangkan gempa di atas 6, dinilai berbahaya, dan mampu merobohkan gedung. Salah satu gempa terbesar di indonesia adalah gempa Aceh yang terjadi pada tahun 2004. Gempa ini berkekuatan 8,8 skala rickter dan menyebabkan terjadinya tsunami. Gempa ini mampu menghancurkan aceh dan menewaskan 227 orang.

Gempa bumi sendiri memiliki berberapa macam macam gempa bumi. Macam macam gempa bumi dapat dilihat berdasarkan lokasinya, gelombangnya, penyebabnya, serta kedalamannya.

Berdasarkan Lokasinya
Gempa bumi berdasarkan lokasinya adalah, gempa bumi yang dibagi berdasarkan lokasi terjadinya. Gempa bumi ini dibagi menjadi 2, yaitu darat dan laut.
1. Gempa Bumi yang Terjadi Di Darat
Gempa bumi ini adalah gempa bumi yang terjadi di darat. Gempa bumi ini, terjadi akibat adanya patahan atau lipatan di darat. Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, tetapi mampu menghancurkan gedung, bahkan membuat kebakaran pada kota.
2. Gempa Bumi yang Terjadi Di Laut
Gempa bumi ini adalah gempa bumi yang terjadi akibat adanya patahan atau lipatan di dasar laut. Gempa bumi memiliki potensi menciptakan tsunama, akibat perbedaan tekanan sebelum dan sesudah gempa, menyebabkan air menjadi naik, dan menciptakan tsunami.

Berdasarkan Gelombang
Gelombang adalah salah satu penyebab terjadinya gempa bumi. Gelombang ini berasal dari pusat gempa yang disebut hiposentrum. Hiposentrum adalah titik utama dari gempa yang sedang terjadi. Gempa bumi ini dibagi menjadi 2, yaitu primer dan sekunder.

1. Gempa Berdasarkan Gelombang Primer
Gempa yang berdasarkan gelombang primer, adalah gempa yang bersifat merambat. Gelombang ini berasal dari pusat gempa dengan kecepatan hingga 14 km per detik. Gempa ini adalah gempa permulaan, sebelum gempa susulan.
2. Gempa Bumi Berdasarkan Gelombang Sekunder
Gempa yang diakibatkan dari gelombang ini, sama dengan gelombang primer. Yang membedakan adalah, gempa ini meliki kecepatan yang lebih lambat. Kecepatan gelombang ini hanya sekitar 7 km per detik. Gempa ini biasanya susulan dari gempa pertama yang lebih kuat.

Berdasarkan Penyebabnya
Gempa bumi ini berasal dari sebab yang berbeda- beda. Gempa bumi dapat terjadi akibat kejadian alam, maupun kejadian yang diciptakan oleh manusia. Berikut ini 5 jenis gempa bumi berdasarkan penyebabnya.
1. Gempa Tektonik
Gempa tektonik adalah gempa yang terjadi akibat bergesernya lempeng-lempeng tektonik. Lempeng tektonik adalah lempeng yang ada didunia. Lempeng- lempeng ini membentuk benua- benua di dunia. Gerakan lempeng- lempeng ini bisa saling mendekat maupun menjauh. Jika lempeng- lempeng ini saling bersinggungan, memiliki potensi menciptakan gempa bumi yang sangat besar.
2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang terjadi pra dan pasca letusan gunung api. Letusan gunung api, berasal dari terjadinya tekanan panas di dapir magma yang ini keluar, mencari tekanan yang lebih rendah. Akibatnya, tekanan tersebut menggerakkan lapisan bumi, dan mengetarkannya. Gunung api yang mau meletus, akan mengakibatkan gempa bumi kecil yang terjadi berulang- ulang. Dan saat meletus, akan menghasilkan getaran yang kuat
3. Gempa Bumi Akibat Runtuhan dan Benturan
Gempa bumi yang diakibatkan runtuhan, adalah gempa bumi yang terjadi akibat adanya longsor. Longsor ini bisa diakibatkan oleh erosi atau gunung kapur yang. Jatuhnya batuan dan tanah akibat longsor, menyebabkan getaran kecil pada kulit bumi. Selain itu, benturan dari meteor yang jatuh ke bumi, juga menyebabkan terjadinya gempa bumi.
4. Gempa Bumi Akibat Manusia

Gempa bumi tidak hanya disebabkan oleh alam. Manusia juga memiliki kemampuan dalam menciptakan gempa bumi. Gempa bumi ini, terjadi akibat pemakaian bahan peledak berkekuatan besar. biasanya bahan peledak ini, dipakai untuk menghancurkan gedung- gedung yang sudah tidak terpakai, atau melubangi gunung yang dipakai untuk pertambangan. Pertambangan yang hancur, juga dapat menyebabkan gempa bumi.

Saturday, 25 March 2017

macam macam gunung berapi

Gunung Api Berdasarkan Bentuknya 
  • Stratovolcano : Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), terkadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini. 
  • Perisai : Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai. 
  • Cinder Cone : Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya. 
  • Kaldera : Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.


 Gunung Api Berdasarkan Proses Terjadinya
  • Gunung api Maar, berbentuk seperti danau kawah. Terjadi karena letusan besar yang kemudian membentuk lubang besar di bagian puncak. Bahan-bahan yang dikeluarkan berupa benda padat/effiata. Contoh, Gunung Lamongan di Jawa Timur.
  • Gunung api kerucut/srato, yaitu jenis gunung api yang paling banyak dijumpai. Berbentuk seperti kerucut dengan lapisan lava dan abu yang berlapis-lapis. Terjadi karena letusan dan lelehan batuan panas dan cair. Lelehan yang sering terjadi menyebabkan lereng gunung berlapis-lapis sehingga disebut strato. Sebagian besar gunung api di Indonesia masuk dalam kategori gunung api kerucut. Contoh, Gunung Merapi.
  • Gunung api perisai/tameng, berbentuk seperti perisai, terjadi karena lelehan yang keluar dengan tekanan rendah, sehingga nyaris tidak ada letusan dan membentuk lereng yang sangat landai dengan kemiringan 1 sampai 10 derajat. Contoh gunung api perisai/tameng antara lain Gunung Maona Loa Hawaii di Amerika Serikat.

Gunung Api Berdasarkan Tipe Letusan
  • Hawaian, memiliki tipe letusan dengan pancuran lava ke udara mencapai ketinggian 200 meter, mudah bergerak dan mengalir secara bebas.
  • Strombolian, memiliki ciri letusan mencapai 500 meter dengan pijaran seperti kembang api.
  • Merapi, memiliki tipe letusan dengan ciri guguran lava pijar saat kubah lava runtuh.
  • Volcanian, memiliki ciri letusan yang membentuk volcano disertai awan panas yang padat.
  • Pelean, gunung api dengan tipe letusan yang paling merusak karena magma yang meletus dari bagian lereng gunung yang lemah.
  • St. Vincent, gunung api dengan tipe letusan yang disertai longsoran besar dan awan panas yang bisa menutupi area yang luas.
  • Sursteyan, gunung api dengan tipe letusan dengan vulkanian tetapi kekuatan letusannya lebih besar.
  • Plinian, gunung api dengan tipe letusan eksplosif yang sangat kuat dengan ketinggian letusan yang mencapai >500 km.



Gunung Api Berdasarkan Aktifitasnya
  • Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
  • Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
  • Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.


Monday, 20 March 2017

8 Macam Jenis Hujan dan Penjelasannya



8 Macam Jenis Hujan dan Penjelasannya

Jenis hujan ada bermacam-macam. Jenis hujan dapat ditinjau dari proses terjadinya dan dari ukuran butiran hujannya.

1) Jika ditinjau dari proses terjadinya hujan dapat dibagi menjadi empat, yaitu hujan frontal, hujan orografis, hujan zenithal, dan hujan buatan.

a) Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi jika massa udara panas bertemu dengan massa udara dingin. Massa udara panas. yang bertemu dengan massa udara dingin, massa udara panas akan naik ke atas karena berat jenisnya lebih ringan jika dibandingkan dengan massa udara dingin. Massa udara panas yang naik suhunya akan semakin turun dan menjadi semakin dingin, yang akhirnya pada ketinggian tertentu terjadi kondensasi dan terbentuklah awan yang akhirnya tu¬run sebagai hujan. Hujan frontal banyak terjadi pada daerah perbatasan angin barat dan angin timur atau daerah sekitar lintang 60° LU maupun 60° LS. Batas pertemuan massa udara panas dan udara dingin disebut

b) Hujan Orografis

Hujan orografis terjadi akibat udara yang membawa uap air naik ke atas lereng pegunungan sehingga suhunya semakin tu¬run dan pada ketinggian tertentu akan terjadi kondensasi yang akhirnya menjadi awan dan turunlah sebagai hujan. Contoh hujan orografis terdapat di lereng sebelah barat Gunung Slamet, daerah Kranggan (Tenjo) Jawa Tengah.

c) Hujan Zenithal (hujan tropis)

Hujan zenithal terjadi akibat massa udara naik secara vertikal (konveksi) akibat pemanasan matahari. Naiknya udara ini semakin ke atas semakin di¬ngin dan pada ketinggian tertentu akan terjadi kondensasi membentuk awan dan terjadilah hujan.

Hujan zenithal banyak terjadi di daerah tropis atau daerah sekitar khatulistiwa. Oleh karena itu, hujan zenithal juga sering disebut hujan tropis.

d) Hujan Buatan

Hujan buatan merupakan hujan yang sengaja dibuat oleh manusia. Hujan buatan ini biasanya dibuat pada musim kemarau. Untuk membuat hujan buatan ini dilakukan dengan cara menyemprotkan zat-zat yang dapat menyerap uap air (zat higroskopis) ke udara.

Dengan disemprotkannya zat-zat higrokopis tersebut ke udara diharapkan zat-zat tersebut dapat mengikat uap air yang ada di udara sehingga terjadi kondensasi dan membentuk awan yang akhirnya diharapkan dapat turun hujan.

2) Jika ditinjau dari ukuran butirannya hujan dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:

a) Hujan gerimis, yaitu hujan yang butiran-butirannya berdiameter kurang dari 0,5 mm.

b) Hujan salju, yaitu hujan yang terdiri atas kristal-kristal es dan terjadi pada suhu udara di bawah titik beku.

c) Hujan es, yaitu hujan yang berupa gumpalan-gumpalan es.

d) Hujan deras, yaitu hujan yang lebat dan butiran-butirannya berdiameter lebih dari 7 mm.


Monday, 13 March 2017

JENIS BATUAN | Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf



Batuan Beku : batuan yang terbentuk karena pembentukan magma dan lava yang membeku
→ magma adalah batuan cair dan sangat panas yang berada di dalam kerak bumi/perut bumi
→lava adalah magma yang mencapai permukaan bumi


1)     Batu Apung

Batu Apung
o  Ciri : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terapung dalam air
o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang bergelembung-gelembung gas
o  Kegunaan : untuk mengamplas atau menghaluskan kayu, di bidang industri digunakan sebagai bahan pengisi (filler), isolator temperatur tinggi dan lain-lain.


2)  Obsidian

  Obsidian
o  Ciri : hitam, seperti kaca, tidak ada kristal-kristal
o  Cara terbentuk : terbentuk dari lava permukaan yang mendingin dengan cepat
o  Kegunaan : untuk alat pemotong atau ujung tombak (pada masa purbakala) dan bisa dijadikan kerajinan


3)  Granit

Granit
o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu, kadang-kadang jingga, Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai besar ataupun di dasar sungai.
o  Cara terbentuk : dari pendinginan magma yang terjadi dengan lambat di bawah permukaan bumi
o  Kegunaan : sbg bahan bangunan

4)  Basalt

Basalt
o  Ciri : terdiri atas kristal-kristal yang sangat kecil, berwarna hijau keabu-abuandan berlubang-lubang
o   Cara terbentuk : dari pendinginan lava yanng mengandung gas tetapi gasnya telah menguap
o   Kegunaan : sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll)

5)  Diorit

Diorit
o  Ciri : Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih
o  Cara terbentuk : dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone, biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan)
o  Kegunaan : sbg batu ornamen dinding maupun lantai bangunan gedung dan sbg bahan bangunan (hiasan)

6)  Andesit

Andesit
o  Ciri : batuan bertekstur halus, berwarna abu-abu hijau tetapi sering merah atau jingga
o  Cara terbentuk : berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus, terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara 900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius.
o  Kegunaan : Nisan kuburan, Cobek, Arca untuk hiasan, Batu pembuat candi

7)  Gabro

 Gabro
o  Ciri : Berwarna hitam, hijau, dan abu-abu gelap. Struktur batuan ini adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan. Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar
o  Cara terbentuk : terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung
o  Kegunaan : untuk penghasil pelapis dinding ( sebagai marmer dinding )

8)  Liparit

Liparit
o  Ciri : bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
o  Cara terbentuk :
o  Kegunaan :




~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Batu Sedimen atau Endapan : batuan yang terbentuk karena pengendapan / hasil pelapukan dan pengikisan batuan yang dihanyutkan oleh air atau terbawa oleh tiupan angin. Kemudian endapan ini menjadi keras karena tekanan atau ada zat-zat yang merekat pd bagian-bagian endapan tersebut.

1)     Konglomerat

Konglomerat
o  Ciri : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang merekat satu sama lainnya
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o  Kegunaan : untuk bahan bangunan


2)  Batu Pasir

Batu Pasir
o  Ciri : tersusun dari butiran-butiran pasir, warna abu-abu, kuning, merah
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o  Kegunaan : sebagai material di dalam pembuatan gelas/kaca dan sbg kontruksi bangunan


3)  Batu Serpih

Batu Serpih

o  Ciri : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus, warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu
o  Cara terbentuk : dari bahan-bahan yang lepas dan halus karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan terikat
o  Kegunaan : sbg bahan bangunan



4)  Batu Gamping (kapur)

Batu Gamping (kapur)
o  Ciri : agak lunak, warna putih keabu-abuan, membentuk gas karbon dioksida kalau ditetesi asam
o  Cara terbentuk : dari cangkang binatang lunak seperti siput, kerang, dan binatang laut yang telah mati. Rangkanya yang terbuat dari kapu tidak akan musnah, tapi memadat dan membentuk batu kapur
o  Kegunaan : sbg bahan baku semen



5)  Breksi

Breksi
 o  Ciri : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan gunung berapi
o  Cara terbentuk : terbentuk katena bahan-bahan iini terlempar tinggi ke udara dan mengendap di suatu tempat
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan dan sbg bahan bangunan


6)  Stalaktit dan Stalagmit

Stalaktit dan Stalagmit
o  Ciri : kuning, coklat, krem, keemasan, putih
o  Cara terbentuk : Air yang larut di daerah karst akan masuk ke lobang-lobang (doline) kemudian turun ke gua dan menetes-netes dari atap gua ke dasar gua. Tetesan-tetesan air yang mengandung kapur yg lama kelamaan kapurnya membeku dan menumpuk sedikit demi sedikit lalu berubah jadi batuan kapur yang bentuknya runcing-runcing.
o  Kegunaan : sebagai keindahan alam (biasanya di gua-gua), dapat di jadikan

7)  Batu Lempung

Batu Lempung
 o  Ciri : Coklat, keemasan, coklat, merah, abu-abu
o  Cara terbentuk : lempung residu adalah sejenis lempung yang terbentuk karena proses pelapukan (alterasi) batuan beku dan ditemukan disekitar batuan induknya. Kemudian material lempung ini mengalami proses diagenesa sehingga membentuk batu lempung.
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Batuan Metamorf atau Batuan Malihan : batuan yang berasal dari batuan sedimen dan batuan beku yang mengalami perubahan karena panas dan tekanan

1)     Batuan Pualam atau Batu Marmer (dari batu gamping/kapur)

Batuan Pualam
 o  Ciri : campuran warna berbeda-beda, mempunyai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila ditetesi asam akan mengeluarkan bunyi mendesah, keras dan mengkilap jika dipoles
o  Cara terbentuk : terbemtuk bila batu kapur mengalami perubahan suhu dan tekanan tinggi
o  Kegunaan : untuk membuat patung dan lantai/ubin


2)  Batuan Sabak

Batu Sabak
 o  Ciri : abu-abu kehijau-hijauan dan hitam, dapat dibelah-belah menjadi lempeng-lempeng tipis
o  Cara terbentuk : terbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan tinggi
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, sbg batu tulis, sbg bahan bangunan, dan untuk membuat atap rumah (semacam genting)



3)   Gneiss (ganes)

Batu Gneiss (ganes)
o  Ciri : berwarna putih kebau-abuan, terdapat goresan-goresan yang tersusun dari minera-mineral, mempunyai bentuk bentuk penjajaran yang tipis dan terlipat pada lapisan-lapisan, dan terbentuk urat-urat yang tebal yang terdiri dari butiran-butiran mineral di dalam batuan tersebut
o  Cara terbentuk : terbentuk pada saat batuan sedimen atau batuan beku yang terpendam pada tempat yang dalam mengalami tekanan dan temperatur yang tinggi.
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan


4)  Sekis

Batu Sekis
 o  Ciri : berwarna hitam, hijau dan ungu, mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap dan terkadang ditemukan kristal garnet
o  Cara terbentuk : batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat metamorfosa tingkat menengah.
o  Kegunaan : sebagai sumber mika yang utama (satu komponen penting dalam pembuatan kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika)

5)  Kuarsit        

Kuarsit
o  Ciri : berwarna Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah, sering berlapis-lapis dan dapat mengandung fosil, lebih keras dibanding gelas dan terdapat butiran sedang
o  Cara terbentuk : metamorfose dari batuan pasir, jika strukturnya tak mengalami perubahan dan masih menunjukan struktur aslinya. Kuarsit terbentuk akibat panas yang tinggi sehingga menyebabkan rekristalisasi kwarsa dan felsdpar.
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan, konstruksi jalan dan perbaikan


6)  Milonit

Milonit
o  Ciri :  butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah, dan abu-abu, kehitaman, coklat, biru
o  Cara terbentuk : Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan
o  Kegunaan : dijadikan sbg kerajinan


Thursday, 9 March 2017

18 Jenis Jenis Tanah di Indonesia : Manfaat, Persebaran

Tanah (soil) merupakan lapisan teratas dari bumi. Tanah sangat penting bagi manusia karena kehidupan manusia berada di atasnya. Tanah terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan ini terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu dengan beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis tanah dari satu daerah dengan daerah lainnya berbeda tergantung dari komponen yang ada di dalam daerah tersebut. Komponen yang ada di dalam tanah yang baik untuk tanaman adalah tanah yang mengandung mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%. Pengaruh letak astronomis dan geografis di Indonesia sangat penting dalam membentuk berbagai macam tanah.
Jenis-jenis tanah yang ada di dunia berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya tergantung pada lingkungan yang ada di dalam daerah tersebut 
1. Tanah Aluvial
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang terjadi karena endapan lumpur biasanya yang terbawa karena aliran sungai. Tanah ini biasanya ditemukan dibagian hilir karena dibawa dari hulu. Tanah ini biasanya bewarna coklat hingga kelabu.
Karakteristik
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian baik pertanian padi maupun palawija seperti jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya karena teksturnya yang lembut dan mudah digarap sehingga tidak perlu membutuhkan kerja yang keras untuk mencangkulnya.
Persebaran
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi, papua dan jawa.
2. Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah vulkanik dimana terbentuk karena adanya proses vulkanisme pada gunung berapi. Tanah ini sangat subur dan baik untuk tanaman.
Karakteristik
Warna dari tanah andosol coklat keabu-an. Tanah ini sangat kaya dengan mineral, unsure hara, air dan mineral sehingga sangat baik untuk tanaman. Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis tanaman yang ada di dunia. persebaran tanah andosol biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi.
Persebaran
Di Indonesia sendiri yang merupakan daerah cincin api banyak terdapat tanah andosol seperti di daerah jawa, bali, sumatera dan nusa tenggara.
3. Tanah Entisol

Tanah entisol merupakan saudara dari tanah andosol namun biasaya merupakan pelapukan dari material yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi seperti debu, pasir, lahar, dan lapili.
Karakteristik
Tanah ini juga sangat subur dan merupakan tipe tanah yang masih muda. Tanah ini biasanya ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi bisa berupa permukaan tanah tipis yang belum memiliki lapisan tanah dan berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta.
Persebaran
Persebaran tanah entisol ini biasanya terdapat disekitar gunung berapi seperti di pantai parangteritis Jogjakarta, dan daerah jawa lainnya yang memiliki gunung berapi.
4. Tanah Grumusol

Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organic di dalamnya rendah karena dari batuan kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman.
Karakteristik
Tekstur tanahnya kering dan mudah pecah terutama saat musim kemarau dan memiliki warna hitam. Ph yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan.
Persebaran
Persebarannya di Indonesia seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara, Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi, Madiun) dan Nusa Tenggara Timur. Karena teksturnya yang kering maka akan bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati.
5. Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah yang terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan. Mengandung banyak unsur hara dan mineral dan sangat subur.
Karakteristik
Tanah Humus sangat baik untuk melakukan cocok tanam karena kandungannya yang sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah ini memiliki unsur hara dan mineral yang banyak karena pelapukkan tumbuhan hingga warnanya agak kehitam hitaman.
Persebaran
Tanah ini terdapat di daerah yang ada banyak hutan. Persebarannya di Indonesia meliputi daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian wilayah dari Sulawesi.
6. Tanah Inseptisol

Inseptol terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf dengan warna agak kecoklatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini juga dapat menopang pembentukan hutan yang asri.
Karakteristik
Ciri-ciri tanah ini adalah adanya horizon kambik dimana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit.Serta untuk berbagai lahan perkebunan lainnya seperti karet.
Persebaran
Tanah inseptisol tersebar di berbagai derah di Indonesia seperti di sumatera, Kalimantan dan papua.
7. Tanah Laterit

Tanah laterit memiliki warna merah bata karena mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di indonesia sendiri tanah ini sepertinya cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama di daerah desa dan perkampungan.
Karakteristik
Tanah laterit termasuk dalam jajaran tanah yang sudah tua sehingga tidak cocok untuk ditanami tumbuhan apapun dan karena kandungan yang ada di dalamnya pula.
Persebaran
Persebarannya sendiri di Indonesia meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
8. Tanah Latosol

Jenis tanah ini juga salah satu yang terdapat di Indonesia, tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah latosol adalah warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung dan memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ini berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi dan kelembapan yang tinggi pula serta pada ketinggian berkisar pada 300-1000 meter dari permukaan laut. Tanah latosol tidak terlalu subur karena mengandung zat besi dan alumunium.
Persebaran
Persebaran tanah latosol di daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan timur dan barat, Bali dan Papua.
9. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme.
Karakteristik
Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup. tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir.
Persebaran
Biasanya terdapat pada daerah yang memiliki tingkat kecuraman tinggi seperti di bukit tinggi, nusa tenggara barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan Sulawesi.
sponsored links
10. Tanah Kapur

Seperti dengan namanya tanah kapur berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan.
Karakteristik
Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya.
Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah yang kering seperti di gunung kidul Yogyakarta, dan di daerah pegunungan kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur.
11. Tanah Mergel

Hampir sama dengan tanah kapur, jenis tanah ini juga berasal dari kapur, namun dicampur dengan berbagai bahan lainnya yang membedakan adalah ia lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat dan mengalami pembentukan dengan bantuan hujan namun tidak merata.
Karakteristik
Tanah ini subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Selain itu juga terdapat banyak mineral dan air di dalamnya.
Persebaran
Tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
12. Tanah Organosol

Tanah organosol terbentuk dari pelapukan benda organic seperti tumbuhan, gambut dan rawa. Biasanya terdapat di daerah yang memiliki iklim basah dan memiliki curah hujan tinggi.
Karakteristik
Ketebalan dari tanah ini sangat minim hanya 0.5 mm saja dan memiliki diferensiasi horizon yang jelas, kandungan organic di dalam tanah organosol lebih dari 30% dengan tekstur lempung dan 20% untuk tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara rendah dan memiliki tingkat kelembapan rendah (PH 0,4) saja.
Persebaran
Tanah ini biasanya ditemukan di daerah pantai dan hampir tersebar di seluruh pulau di Indonesia seperti sumatera, papua, Kalimantan, jawa, Sulawesi dan nusa tenggara.
13. Tanah Oxisol

Tanah oxisol merupakan tanah yang kaya akan zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini juga sering kita temui di daerah tropis di Indonesia dari daerah desa hingga perkotaan.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah oxisol ini antara lain adalah memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya hanya kurang dari 1 meter saja. warnanya merah hingga kuning dan memiliki tekstur halus seperti tanah liat.
Persebaran
Biasanya terdapat di daerah beriklim tropis basah dan cocok untuk perkebunan subsisten seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya.
14. Tanah Padas

Tanah padas sebenarnya tidak juga bisa dibilang sebagai tanah karena sangat keras hampir seperti dengan batuan.
Karakteristik
Hal ini dikarenakan kandungan air didalamnya hampir tidak ada karena tanah padas sangat padat bahkan tidak ada air. Unsur hara yang ada di dalamnya sangat rendah dan kandungan organiknya sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Tanah padas tidak cocok digunakan untuk bercocok tanam.
Persebaran
Jenis tanah ini tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia secara merata.
15. Tanah Pasir

Seperti dengan namanya tanah pasir merupakan pelapukan dari batuan pasir.  Tanah ini biasanya banyak di daerah sekitar pantai atau daerah kepulauan.
Karakteristik
Tanah pasir tidak memiliki kandungan air dan mineral karena teksturnya yang sangat lemah. Tanah pasir akan sangat mudah ditemukan di daerah yang berpasir di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah tanah pasir terluas di dunia. Jenis tanaman yag cocok untuk tanah ini adalah umbi-umbian.
Persebaran
Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki persebaran tanah pasir.
16. Tanah Podsol

Tanah podsol memiliki berbagai campuran tekstur mulai pasir hingga bebatuan kecil.
Karakteristik
Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain tidak memiliki perkembangan profil, warnanya kuning hingga kuning keabuan serta memiliki tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organiknya sangat rendah karena terbentuk dari curah hujan yang tinggi tapi suhunya rendah.
Persebaran
Persebaran tanah ini antara lain meliputi Kalimantan utara, Sulawesi utara dan papua serta daerah lainnya yang tidak pernah kering alias selalu basah.
17. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah ini sangat mudah ditemukan di seluruh wilayah Indonesia karena persebarannya yang hampir rata.
Karakteristik
Tanah ini bewarna merah hingga kuning dan kandungan organic serta mineralnya akan sangat mudah mengalami pencucian oleh air hujan. Oleh karena itu untuk menyuburkan tanah ini harus ditanami tumbuhan yang memberikan zat organic untuk kesuburan tanah serta pupuk baik hayati maupun hewani.
Persebaran
Tanah ini dapat digunakan untuk perkebunan dan persawahan serta dapat ditemukan di Sumatera, Sulawesi, Papua, Kalimantan dan Jawa terutama jawa bagian barat.
18. Tanah Liat 
Tanah liat adalah jenis tanah yang terdiri dari campuran dari aluminium serta silikat yang memiliki diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat terbentuk dari adanya proses pelapukan batuan silika yang dilakukan oleh asam karbonat dan sebagian diantaranya dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Karakteristik
Tanah liat tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia secara merata. Biasanya digunakan untuk membuat kerajinan hingga keperluan lainnya. Tanah liat biasanya memiliki warna abu abu pekat atau hampir mengarah ke warna hitam, biasanya terdapat di bagian dalam tanah ataupun di bagian permukaan.
Persebaran
Tanah liat hampir tersebar secara merata di seluruh wilayah di Indonesia, hanya yang membedakannya adalah kedalaman tanah tersebut.
Sponsors Link


Cara Merawat Tanah
Pendekatan konsep geografi yang benar akan memudahkan dalam merawat tanah. Tanah merupakan lapisan bumi yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Oleh karena itu sangat wajib untuk merawat tanah supaya lebih subur dan tidak mudah rusak karena dapat menjadi penyebab banjir atau bencana lainnya seperti erosi tanah (Baca  :  Cara mencegah erosi tanah) dan tanah longsor (Baca : cara mencegah tanah longsor). Cara yang dapat dilakukan antara lain:
Melakukan pemupukan
Pemupukan yang harus dilakukan tidaklah menggunakan pupuk kimia namun menggunakan bahan organic. Seperti dengan menanami tanah dengan tumbuhan dan nantinya tumbuhan akan menghasilkan kandungan yang dibutuhkan oleh tanah. Jadi, jangan segan untuk menanam pohon ya, selain baik untuk alam karena memproduksi oksigen juga sangat baik untuk keberlangsungan kehidupan manusia.
Rotasi Tanaman
Lakukanlah rotasi tanaman supaya tanah tidak kehilangan keseimbangannya karena diambil beberapa zat nya saja sedangkan zat lainnya tetap ada. Rotasilah tanaman supaya tanah juga bisa menjadi lebih subur.
Mengolah Sampah
Bila anda memiliki sampah plastic jika sudah tidak bisa didaur ulang sebaiknya untuk membakarnya saja. hal ini dikarenakan plastik tidak mudah diuraikan dan membutuhkan waktu lama hingga 100 tahun. Jadi, bisa dibayangkan jika anda membuang sampah plastik sembarangan dan akibatnya pada kesuburan tanah.
Tanah adalah nyawa seluruh penduduk bumi, ia juga merupakan penopang langkah kita berpijak di bumi. Oleh karena itu ia wajib kita jaga bersama sama.


Saturday, 4 March 2017

jenis jenis awan

enis Jenis Awan, Pengertian Awan dan proses terbentuknya awan, itulah yang akan menjadi 3 point utama dalam Pembahasan Artikel kali ini yang bertemakan tentang awan. Secara umum,Pengertian Awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan / pemadatan uap air yang terdapat di dalam udara setelah melampaui keadaan titik jenuh. Awan merupakan cikal bakal terjadinya huja, namun hal tersebut juga tergantung dari musim.

Sebelum kita menjelaskan mengenai Jenis Jenis Awan, adabaiknya kita mengenal terlebih dahulu Proses Terbentuknya Awan, Proses terbentuknya awan terjadi karena didalam Udara selalu terdapat uap air. Apabila uap air tersebut meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini terjadi dengan cara:
·         Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga samapai pada satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap tersebut akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
·         Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Setelah Awan sudah terbentuk maka dilanjut dengan Proses Terbentuknya Hujan, Berikut Prosesnya.
·         Apabila awan sudah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan tersebut akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hingalah sampai satu keadaan titik-titik tersebut akan terus jatuh ke bawah dan turunlah sebagai hujan.

Awan juga memiliki banyak Bentuk, hal tersebut karena terdapat berbagai hal yang mempengaruhi proses pembentukannya, Berikut Proses Terbentuknya Macam-Macam Bentuk Awan:
·         Namun seandainya titik-titik air ini bertemu dengan udara panas, titik-titik tersebut akan menguap dan lenyaplah awan tersebut. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah wujudnya. Air yang terdapat di dalam awan silih berganti menguap serta mencair. Inilah juga yang menyebabkan terkadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Sebelum kita memaparkan mengenai Jenis Jenis Awan adabaiknya sobat mengetahui terlebih dahulu bentuk bentuk awan, berdasarkan bentuknya Awan terbagi menjadi 3 yaitu:
·         Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.
·         Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit secara merata.
·         Kumulus, yaitu awan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal.

Jenis-Jenis Awan - Sesuai hasil kongres internasional yang diadakan di munchen (Jerman) tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894, Awan dikelompokkan dalam 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.

Kelompok Awan Udara Naik
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian antara 500- 1500 m. Macam-macam jenis awan udara naik adalah sebagai berikut:
1. Awan KumuloNimbus (Cu-Ni)
Awan CumolaNimbus (KumuloNimbus) merupakan awan yang menimbulkan hujan dengan kilat guntur. Biasanya awan Sirostratus terdapat di atas awan Kumulonimbus. Hal ini biasah terjadi pada waktu angin ribut.


Ciri Ciri Awan KumuloNimbus adalah sebagai berikut:
·         Ketinggian Awan KumuloNimbus berkisar antara 2.000 - 16.000 m
·         Awan ini Berwarna putih/gelap dan menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
·         Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, badai. tornado dan petir.

2. Awan Kumulus (Cu)
Awan Kumulus (Cumulus) merupakan awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk di siang hari karena udara naik. Jika berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menghasilkan bayangan yang berwarna kelabu.

Ciri Ciri Awan Kumulus adalah sebagai berikut:
·         Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebar 1 km.
·         Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang tampak seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.

Kelompok Awan Rendah
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km. Macam-macam jenis awan rendah adalah sebagai berikut:
3. Awan NimboStratus (Ni-St)
Awan NimboStratus merupakan awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya compang-camping tak beraturan dan berwarna putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas. Awan ini menimbulkan hujan gerimis.


Ciri Ciri Awan NimboStratus adalah sebagai berikut:
·         Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.
·         Ketinggian Awan NimboStratus antara 600 - 3.000 meter
·         Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
·         Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.


4. Awan Stratus (St)
Awan Stratus merupakan awan rendah dan luas dengan tinggi berada dibawah 200 m. Lapisan melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.



Ciri Ciri Awan Stratus adalah sebagai berikut:
·         Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
·         Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Ketinggian awan Stratus di bawah 2000 m.

5. Awan StratoKumulus (St-Cu)
Awan StratoKumulus (StratoCumulus) merupakan awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. awan ini merupakan jenis yang tidak menimbulkan hujan



Ciri Ciri Awan StratoKumulus adalah sebagai berikut:
·         Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil.
·         Ketinggian Awan StratoKumulus berada dibawah 2.000 meter
·         Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
·         Awan ini terlihat seperti bola-bola yang sering menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seakan gelombang.
Kelompok Awan Menengah
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam, dimana pada kawasan beriklim sedang terletak pada ketinggian 2-7 km,  pada kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 2-8 km dan kawasan yang terletak di kutup utara terletak di ketinggian 2-4 km. Macam-macam jenis awan menengah adalah sebagai berikut:

6. Awan AltoStratus (A-St)
Awan AltoStratus merupakan awan yang berbentuk luas dengan warna kelabu, sehingga pada matahari dan bulan tampak terang.



Ciri Ciri Awan AltoStratus adalah sebagai berikut:
·         Awan AltoStratus ini terbentuk pada waktu senja dan malam hari kemudian menghilang saat matahari terbit di awal pagi
·         Awan ini berwarna kekelabuan dan meliputi hampir seluruh bagian langit (luas).
·         Ketinggian Awan AltoStratus berada diantara 2.000 - 7.000 m.
·         Awan AltoStratus menghasilkan hujan seandainya dalam jumlah yang cukup tebal.


7. Awan AltoKumulus (A - Cu)
Awan AltoKumulus (AltoCumulus) merupakan awan yang berbentuk kecil-kecil dan berjumlah banyak. Umumnya berbentuk bola yang agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga tampak bahwa awan ini saling bergandengan.


Ciri Ciri Awan Altokumulus adalah sebagai berikut:
·         Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.
·         Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak
·         Ketinggian Awan Altokumulus berada diantara 2.000 - 7.000 m.
·         Tiap-Tiap elemen terlihat jelas tersisih antara satu dan yang lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Awan Sirokumulus.
·         Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.
Kelompok Awan Tinggi
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, pada kawasan yang beriklim sedang berada pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km. Macam-macam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai berikut.

8. Awan SiroKumulus (Ci-Cu)
Awan SiroKumulus (Cirrocumulus) merupakan awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es serta berbentuk seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Gambar Awan SiroKumulus
Ciri Ciri Awan SiroKumulus adalah sebagai berikut:
·         Ketinggian Awan SiroKumulus berada diantara 6.000 - 12.000 m.
·         Bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan


9. Awan Sirus (Ci)
Awan Sirus (Cirrus) merupakan awan halus dengan struktur seperti serat dan berbentuk seperti bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu satu atau dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es.



Ciri Ciri Awan Sirrus adalah sebagai berikut:
·         Awan Sirrus berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.
·         Awan Sirus ditiupkan angin timuran yang bergelora.
·         Awan ini terdiri dari halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin di atmosfer.
·         Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung. Awan Sirrus juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon
·         Ketinggian Awan Sirus berada diatas 5500 m.
·         Awan ini tidak menimbulkan hujan.

10. Awan Sirostratus (Ci-St)
Awan Sirostratus (Cirrostratus) merupakan awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus dan rata dengan menutup seluruh langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan Sirostratus sering menimbulkan hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan. Hal ini sering terjadi di musim kering.



Ciri Ciri Awan Sirostratus adalah sebagai berikut:
·                     Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.
·                     Ketinggian Awan Sirostratus berada diatas 6.000 m.
·                     Awan Sirostratus sulit dideteksi. Namun dengan adanya awan ini, biasanya menandakan datangnya front panas. hal tersebut mengindikasikan akan turun hujan atau jatuhnya presipitasi
·                     Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga terlihat cerah, bisa juga tampak seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.

 enis Jenis Awan, Pengertian Awan dan proses terbentuknya awan, itulah yang akan menjadi 3 point utama dalam Pembahasan Artikel kali ini yang bertemakan tentang awan. Secara umum,Pengertian Awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal es di dalam atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan / pemadatan uap air yang terdapat di dalam udara setelah melampaui keadaan titik jenuh. Awan merupakan cikal bakal terjadinya huja, namun hal tersebut juga tergantung dari musim.

Sebelum kita menjelaskan mengenai Jenis Jenis Awan, adabaiknya kita mengenal terlebih dahulu Proses Terbentuknya Awan, Proses terbentuknya awan terjadi karena didalam Udara selalu terdapat uap air. Apabila uap air tersebut meluap menjadi titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini terjadi dengan cara:
·         Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara karena air lebih cepat menyengat. Udara panas yang sarat dengan air ini akan naik tinggi, hingga samapai pada satu lapisan dengan suhu yang lebih rendah, uap tersebut akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul titik air yang tak terhingga banyaknya.
·         Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfer lembap. Udara makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.

Setelah Awan sudah terbentuk maka dilanjut dengan Proses Terbentuknya Hujan, Berikut Prosesnya.
·         Apabila awan sudah terbentuk, titik air dalam awan akan menjadi semakin besar dan awan tersebut akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan daya tarikan bumi menariknya ke bawah. Hingalah sampai satu keadaan titik-titik tersebut akan terus jatuh ke bawah dan turunlah sebagai hujan.

Awan juga memiliki banyak Bentuk, hal tersebut karena terdapat berbagai hal yang mempengaruhi proses pembentukannya, Berikut Proses Terbentuknya Macam-Macam Bentuk Awan:
·         Namun seandainya titik-titik air ini bertemu dengan udara panas, titik-titik tersebut akan menguap dan lenyaplah awan tersebut. Inilah yang menyebabkan awan itu selalu berubah-ubah wujudnya. Air yang terdapat di dalam awan silih berganti menguap serta mencair. Inilah juga yang menyebabkan terkadang ada awan yang tidak membawa hujan.

Sebelum kita memaparkan mengenai Jenis Jenis Awan adabaiknya sobat mengetahui terlebih dahulu bentuk bentuk awan, berdasarkan bentuknya Awan terbagi menjadi 3 yaitu:
·         Sirrus, yaitu awan yang berbentuk halus dan berserat seperti bulu ayam. Awan ini tidak dapat menimbulkan hujan.
·         Stratus, yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehinga menutupi langit secara merata.
·         Kumulus, yaitu awan yang bentuknyaa bergumpal-gumpal dan dasarnya horizontal.

Jenis-Jenis Awan - Sesuai hasil kongres internasional yang diadakan di munchen (Jerman) tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894, Awan dikelompokkan dalam 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.

Kelompok Awan Udara Naik
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian antara 500- 1500 m. Macam-macam jenis awan udara naik adalah sebagai berikut:
1. Awan KumuloNimbus (Cu-Ni)
Awan CumolaNimbus (KumuloNimbus) merupakan awan yang menimbulkan hujan dengan kilat guntur. Biasanya awan Sirostratus terdapat di atas awan Kumulonimbus. Hal ini biasah terjadi pada waktu angin ribut.


Ciri Ciri Awan KumuloNimbus adalah sebagai berikut:
·         Ketinggian Awan KumuloNimbus berkisar antara 2.000 - 16.000 m
·         Awan ini Berwarna putih/gelap dan menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.
·         Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, badai. tornado dan petir.

2. Awan Kumulus (Cu)
Awan Kumulus (Cumulus) merupakan awan tebal dengan puncak-puncak yang tinggi, terbentuk di siang hari karena udara naik. Jika berhadapan dengan matahari terlihat terang dan jika memperoleh sinar hanya sebelah saja akan menghasilkan bayangan yang berwarna kelabu.


Ciri Ciri Awan Kumulus adalah sebagai berikut:
·         Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebar 1 km.
·         Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang tampak seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.

Kelompok Awan Rendah
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km. Macam-macam jenis awan rendah adalah sebagai berikut:
3. Awan NimboStratus (Ni-St)
Awan NimboStratus merupakan awan yang bentuknya tidak menentu, tepinya compang-camping tak beraturan dan berwarna putih kegelapan serta penyebarannya cukup luas. Awan ini menimbulkan hujan gerimis.


Ciri Ciri Awan NimboStratus adalah sebagai berikut:
·         Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.
·         Ketinggian Awan NimboStratus antara 600 - 3.000 meter
·         Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
·         Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.


4. Awan Stratus (St)
Awan Stratus merupakan awan rendah dan luas dengan tinggi berada dibawah 200 m. Lapisan melebar seperti kabut dan berlapis-lapis. Antara kabut dan awan stratus pada dasarnya tidak berbeda.



Ciri Ciri Awan Stratus adalah sebagai berikut:
·         Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
·         Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Ketinggian awan Stratus di bawah 2000 m.

5. Awan StratoKumulus (St-Cu)
Awan StratoKumulus (StratoCumulus) merupakan awan yang berbentuk bola dan memiliki lapisan tipis yang sering menutupi langit sehingga tampak seperti gelombang lautan. awan ini merupakan jenis yang tidak menimbulkan hujan

Ciri Ciri Awan StratoKumulus adalah sebagai berikut:
·         Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila atmosfer stabil.
·         Ketinggian Awan StratoKumulus berada dibawah 2.000 meter
·         Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
·         Awan ini terlihat seperti bola-bola yang sering menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seakan gelombang.
Kelompok Awan Menengah
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam, dimana pada kawasan beriklim sedang terletak pada ketinggian 2-7 km,  pada kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 2-8 km dan kawasan yang terletak di kutup utara terletak di ketinggian 2-4 km. Macam-macam jenis awan menengah adalah sebagai berikut:

6. Awan AltoStratus (A-St)
Awan AltoStratus merupakan awan yang berbentuk luas dengan warna kelabu, sehingga pada matahari dan bulan tampak terang.



Ciri Ciri Awan AltoStratus adalah sebagai berikut:
·         Awan AltoStratus ini terbentuk pada waktu senja dan malam hari kemudian menghilang saat matahari terbit di awal pagi
·         Awan ini berwarna kekelabuan dan meliputi hampir seluruh bagian langit (luas).
·         Ketinggian Awan AltoStratus berada diantara 2.000 - 7.000 m.
·         Awan AltoStratus menghasilkan hujan seandainya dalam jumlah yang cukup tebal.


7. Awan AltoKumulus (A - Cu)
Awan AltoKumulus (AltoCumulus) merupakan awan yang berbentuk kecil-kecil dan berjumlah banyak. Umumnya berbentuk bola yang agak tebal, berwarna putih sampai pucat dan ada bagian yang kelabu. Awan ini bergerombol dan saling berdekatan sehingga tampak bahwa awan ini saling bergandengan.


Ciri Ciri Awan Altokumulus adalah sebagai berikut:
·         Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.
·         Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak
·         Ketinggian Awan Altokumulus berada diantara 2.000 - 7.000 m.
·         Tiap-Tiap elemen terlihat jelas tersisih antara satu dan yang lain dengan warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Awan Sirokumulus.
·         Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.
Kelompok Awan Tinggi
Kelompok awan ini terletak pada ketinggian yang beragam. Bila di kawasan tropis jenis awan ini terdapat pada ketinggian 6-18 km, pada kawasan yang beriklim sedang berada pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutup terletak pada ketinggian 3-8 km. Macam-macam jenis awan yang tergolong awan tinggi adalah sebagai berikut.

8. Awan SiroKumulus (Ci-Cu)
Awan SiroKumulus (Cirrocumulus) merupakan awan yang terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es serta berbentuk seperti segerombolan domba dan sering menimbulkan bayangan.

Ciri Ciri Awan SiroKumulus adalah sebagai berikut:
·         Ketinggian Awan SiroKumulus berada diantara 6.000 - 12.000 m.
·         Bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan


9. Awan Sirus (Ci)
Awan Sirus (Cirrus) merupakan awan halus dengan struktur seperti serat dan berbentuk seperti bulu burung. Awan cirrus (Ci) tersusun atas pita melengkung di langit, sehingga tampak bertemu satu atau dua titik horizon, dan sering terdapat kristal es.


Ciri Ciri Awan Sirrus adalah sebagai berikut:
·         Awan Sirrus berwarna putih dengan pinggiran tidak jelas.
·         Awan Sirus ditiupkan angin timuran yang bergelora.
·         Awan ini terdiri dari halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu dingin di atmosfer.
·         Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung. Awan Sirrus juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon
·         Ketinggian Awan Sirus berada diatas 5500 m.
·         Awan ini tidak menimbulkan hujan.

10. Awan Sirostratus (Ci-St)
Awan Sirostratus (Cirrostratus) merupakan awan yang berbentuk seperti kelambu putih yang halus dan rata dengan menutup seluruh langit sehingga tampak cerah atau juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur. Awan Sirostratus sering menimbulkan hallo (lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan. Hal ini sering terjadi di musim kering.


Ciri Ciri Awan Sirostratus adalah sebagai berikut:
·    Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.
·     Ketinggian Awan Sirostratus berada diatas 6.000 m.
·    Awan Sirostratus sulit dideteksi. Namun dengan adanya awan ini, biasanya menandakan datangnya front panas. hal tersebut mengindikasikan akan turun hujan atau jatuhnya presipitasi
·     Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga terlihat cerah, bisa juga tampak seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.


Tuesday, 21 February 2017

Perkembangan Peta


1. Periode Awal
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di  Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
2. Periode Pertengahan
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
3. Periode Kejayaan
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
4. Periode Modern
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).


Pengertian Tenaga Endogen dan Eksogen

Tenaga Endogen adalah tenaga pengubah muka bumi yang berasal dari dalam bumi, sedangkan Tenaga Eksogen adalah tenaga pengubah muka bumi ...